;

Selasa, 09 Oktober 2012

Wabah Tomcat dan Langkah Penanggulangannya

Selasa, 09 Oktober 2012


TomcatWabah Tomcat dan Langkah Penanggulangannya - Sejak beberapa waktu yang lalu, masyarakat dihebohkan dengan berita mengenai serangan serangga ‘Tomcat’ (baca: tomket). Serangga yang umumnya dikenal masyarakat dengan sebutan kumbang roveyang, semut semai atau semut kayap ini ditakuti karena racun yang dikeluarkannya, bila terkena kulit dapat menyebabkan kulit mengalami gatal, iritasi dan melepuh.
Ketika terkena racun serangga Tomcat, setelah 24-28 jam akan muncul gelembung pada kulit dengan sekitar berwarna merah yang menyerupai lesi/kerusakan jaringan kulit akibat terkena air panas atau luka bakar. Jika hal ini terjadi pada Anda, jangan panik. Berikut langkah-langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi hal tersebut:
  1. Cuci bagian tubuh/kulit yang terkena racun dengan sabun antiseptik dan basuhlah dengan air yang mengalir;
  2. Efek pertama yang biasa timbul adalah gatal, jangan digaruk dan jangan ditaburi bedak untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder/lanjutan, sebaiknya beriantihistamin (obat anti alergi) dan analgesik (obat pereda nyeri) untuk meredakan gejala;
  3. Bila sudah timbul lesi/kerusakan jaringan kulit seperti luka bakar, kompres kulit dengan cairan antiseptik dingin seperti kalium permanganate;
  4. Jika terlanjur pecah, oles kulit dengan krim antibiotik dengan kombinasi steroid ringan
Sampai saat ini sudah terdapat lebih dari 200 kasus serangan Tomcat yang dilaporkan dan ditangani oleh puskesmas di seluruh Indonesia. Pada dasarnya dampak serangan tersebut tidak berbahaya dan dapat disembuhkan dengan baik. Walaupun demikian, masyarakat diminta untuk menerapkan cara-cara berikut dalam menghadapi serangan Tomcat:
  1. Jika menemukan serangga ini, jangan dipencet agar racun tidak mengenai kulit. Masukkan ke dalam plastic dengan hati-hati, lalu buang ke tempat yang aman.
  2.  Usahakan pintu selalu tertutup dan beri kasa nyamuk pada jendela untuk mencegah Tomcat masuk.
  3. Jika daerah Anda sedang banyak mengalami masalah ini, tidurlah dengan menggunakan kelambu.
  4. Bila Tomcat banyak sekali, beri jaring pelindung pada lampu (hal ini karena Tomcat menyukai cahaya terang) untuk mencegah kumbang jatuh ke lantai, kursi yang mana dapat terinjak, diduduki dan menyebabkan racun menyerang pada manusia.
  5. Bila kumbang berada di kulit kita, jangan dipukul karena racun yang keluar dari tubuhnya justru dapat menimbulkan iritasi, tapi singkirkan dengan hati-hati  dengan cara meniup atau menggunakan kertas untuk mengambil kumbang tersebut.
  6. Lakukan inspeksi ke dinding dan langit-langit dekat lampu sebelum tidur. Bila menemui kumbang ini, segera matikan dengan racun serangga.
  7. Bersihkan lingkungan rumah, terutama tanaman yang tidak terawat yang ada di sekitar rumah yang bisa menjadi tempat kumbang Tomcat.
  8. Segera pergi ke puskesmas terdekat untuk mendapat pengobatan jika sudah terkena racun kumbang ini.
Sampai saat ini wilayah Indonesia yang dikabarkan terkena serangan Tomcat antara lain Surabaya, Gresik, Tuban, Lamongan, Situbondo, Ngawi, Lumajang, Bojonegoro, Pasuruan, Banyuwangi, Probolinggo, Jember, Sampang, Denpasar, Yogyakarta, Tasikmalaya, Bandung, Bekasi, Tangerang dan Jakarta.
Sebenarnya Tomcat itu sendiri tidak berbahaya, bahkan sangat berjasa bagi petani karena berguna mencegah merebaknya hama wereng di persawahan. Tomcat tidak bersifat agresif, namun saat merasa terganggu Tomcat akan mengeluarkan racun yang menyebabkan kulit manusia meradang dan melepuh.

Fenomena Tomcat yang menyerang wilayah perkotaan dipengaruhi oleh faktor perubahan iklim dan lingkungan yang disertai angin kencang, selain itu ledakan populasi Tomcat secara alamiah dapat terjadi bila salah satu komponen mata rantai terputus atau hilang, misalnya jika jumlah pemangsa dan yang dimangsa tidak seimbang. Pemangsa Tomcat seperti kodok, kadal dan burung telah semakin berkurang jumlahnya akibat ulah manusia sehingga Tomcat dapat berkembang biak dengan bebas dan tidak terkendali.
Karena itu, penting bagi manusia untuk selalu menjaga keseimbangan ekosistem alam agar wabah Tomcat tidak terjadi lagi.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jendral Kementrian Kesehatan RI melalui nomor telepon: 021-52907416-9, atau fax: 021-52921669, atau alamat email: info@depkes.go.id dan kontak@depkes.go.id
Sumber:


TULISAN BERJALAN INI SILAHKAN DIISI DENGAN PESAN ANDA

NAMA ANDA - 22.23
MASUKKAN TOMBOL TWEET DISINI